Langsung ke konten utama

Postingan

Ramadhan Terakhir Bersamamu

Ramadhan 1439 H mungkin akan menjadi Ramadhan terakhirku di Semarang. Seharusnya aku bahagia dengan hal ini, karena aku akan kembali ke tanah kelahiranku. Bukankah hal ini yang sudah aku inginkan untuk segera pulang, pulang ke tanah kelahiranku, tidak ingin melanjutkan studi karena merasa sudah tidak mampu mengikuti perkuliahan, sudah merasa pusing dengan pembelajaran di bangku perkuliahan. Namun hal ini tidak selaras dengan hatiku, aku merasa sedih ketika mendapatkan kabar ini, mungkin kabar lain yang menyertai ini, sehingga membuatku merasa sedih. Ini harus membuatku lebih semangat untuk menyelesaikan studiku dan segera kembali ke rumah. Rumah dimana aku dibesarkan sekarang sudah rindu.  Aku tidak pernah menyesal jika tidak mampu menyelesaikan profesi tapi aku akan sangat menyesal jika aku tidak mampu menyelesaikan S1 dan terlambat menyelesaikannya yang menjadikan beban untuk keluargaku. Untuk seusiaku seharusnya sudah mampu mandiri dan mampu memberikan yang terbaik untuk o...

Keseruan Berwisata Kuliner di Lampung

Silahkan ditonton

KAZAN - Rindu Tiada Bertepi (Official Music Video)

Berjalan bersama Tarbiyah

Perjalanan bersama Tarbiyah dalam berdakwah. Mungkin ini akan menjelang akhir dalam perjalanan ini. Akhir bersama kawan-kawan dalam Tarbiyah, berdakwah bersama menentukan masa depan umat. Membahas tentang bagaimana bergerak dan berbaur dengan target dakwah melalui dakwah kontemporer. Masa ini adalah masa dimana aku sebentar lagi akan menyelesaikan pendidikanku di perkuliahan ini, masa dimana aku akan melepas status sebagai mahasiswa di kota orang. Kota yang memiliki banyak pendatang berburu ilmu, pengalaman, amal dan tiket bersama menuju surga. Mungkin tidak akan lama lagi aku akan kembali ke kota asalku. Kembali dengan sahabat seperjuangan dimasa SMA, atau bahkan akan berpisah dan mencari kehidupan yang baru lagi namun tetap dengan jalan dakwah ini. Bergerak dengan sahabat yang belum pernah terpikirkan siapa mereka. Akankah aku tetap berjuang dan berkecimpung lagi dalam memperjuangkan kemenengan dakwah bersama Tarbiyah? Saat ini yang masih dapat aku perjuangkan adalah aku te...

Berbincang Tentang Kopi

Perjalanan pulang menuju Semarang. Hari itu sudah mulai gelap. Gemerlapnya lampu-lampu dari kaki bukit tampak menghiasi sepanjang perjalanan kami pulang. Suara bising kendaraan melintas saling bersautan. Hanya kali ini mobil kita lah yang tampak sepi, disertai sayup-sayup suara musik di radio mobil.  "Mau tanya nih buat kalian temen-temen keperawatan, sebenernya kopi itu baik enggak ya buat di konsumsi? terutama dalam dunia kesehatan nih, karena kalian juga kan dari keperawatan" Tanya seorang mas sopir pengantar dalam perjalanan kami "Sebenernya Kopi itu enggak baik buat kesehatan kalo kita mengkonsumsinya berlebihan" jawab salah seorang kakak tingkat (salah satu penumpang) Perbincangan antara seorang sopir dengan beberapa penumpangnya dalam mobil Xenia Putih itu telah dimulai dengan membahas Kopi. Mungkin sudah tidak ada bahasan lagi yang akan dibahas atau mungkin bingung hendak membahas apa? Tentu ini sebenarnya hanyalah pancingan untuk memulai se...

Renungan Penyesalanku

Merenung di malam sunyi, sambil diiringi musik tentang taubat. Semakin membuat hati semakin teriris rasanya. Merenung untuk satu bulan terakhir, tentang apa yang sudah ku berikan untuk organisasi Rohis yang diamanahkan untukku ini. FUTUR, kini menghantuiku. Semua serba salah, semua menjadi alasan. Tugas kuliah banyak, semester ini banyak praktik, jarang di Tembalang, pulang praktik lanjut nugas kelompok. Amanah organisasi selalu terkesampingkan. Semua itu hanyalah sebuah alasan untuk menghindar, untuk bermalas-malasan. Kenapa semua selalu seperti ini? semua cuma setengah-setengah. Amanah mana yang kamu kerjakan dengan bersungguh-sungguh? hati mulai memberontak menanyakan hal ini. Suatu ketika, saking nggak tahan menahan semua yang dirasakan, merasa tidak kuat menahan semua stressor yang mulai menghantui ini. Aku pun mulai menceritakan apa yang sedang aku rasakan kepada mbakku.  " Mbak aku enggak kuat di semester ini, rasanya aku udah mulai stress, aku merasa lelah ...

Rindu Hujan

Malam itu hujan deras, dinginnya menusuk hingga ketulang dan tubuh menggigil kedinginan. Malam itu di rumah hanya ada aku, ibu, dan dua orang keponakan. Bapak sedang medical checck up ke RS yang cukup jauh dari rumah, ditemani dengan kakak perempuanku dan beberapa keponakan.  Ibu "Pengen maem bakso enggak?" Rendi (keponakan cowok) "Pengen mbah, yok lek tuku bakso" mengajakku pergi beli bakso Ibu "Yo wes nggowo mantel ndak udan gede meneh" saat itu hujan sudah reda Aku dan keponakan pun berangkat untuk membeli bakso, aku tahu ibuku sangat suka bakso yang ada di desa sebelah. Sesampai di tempat penjual bakso hujan semakin deras dan membuat kita terjebak tidak bisa pulang. Ketika hujan mereda aku dan keponkan langsung pulang dan sesampainya di rumah bakso yang kita beli udah berkurang hangatnya. Ibu terlihat lahap memakan bakso malam itu. Seneng deh melihatnya. Hujan masih deras, kami yang di rumah masih menunggu Bapak pulang dari RS....